Media
Kultur Jaringan
Media
merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Keberhasilan
perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan secara
umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan
sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta
bibit yang dihasilkannya.
Media
yang digunakan biasanya berupa garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu
diperlukan juga bahan tambahan seperti agar-agar, gula, arang aktif, bahan
organik dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan juga bervariasi,
baik jenis maupun jumlahnya.
Komponen Media Kultur
Jaringan
Ø Media
Kultur In Vitro
Medium
kultur jaringan atau kultur in vitro dapat berupa medium padat atau cair.
Medium
ini terdiri atas :
·
Garam-garam anorganik berupa unsur
hara makro maupun mikro
·
Zat organik seperti vitamin,
karbohidrat (gula), zat pengatur tumbuh, myo-inositol, dan asam-asam amino
·
Agar (untuk media padat)
Ø Garam-Garam
Anorganik
Keperluan
garam anorganik dalam jaringan hampir sama dengan tanaman utuh. Setiap Tanaman
memerlukan paling sedikt 16 unsur untuk pertumbuhan yang normal, terdiri dari
unsur esensiel makro dan mikr. Konsentrasi optimal dari tiap komponen untuk
mencapai kecepatan pertumbuhan yang maksimal sangat bervariasi.
Ø Unsur
Makro
Unsur
makro dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terdiri dari : C, H, O, N, S,
P, K, Ca dan Mg. Unsur C, H dan O terdapat di udara, unsur N,P dan K merupakan
unsur yang mutlak harus tersedia, sedangkan unsur S, Ca dan Mg boleh ada atau
tidak, tetapi karena fungsinya sangat mendukung pertumbuhan jaringan, maka akan
lebih baik apabila unsur-unsur tersebut juga tersedia.Unsur makro biasanya
diberikan pada media dalam bentuk persenyawaan.
1)
Nitrogen (N)
Diberikan dalam bentuk NH4NO3,
NH2PO4,NH2SO4.Berfungsi untuk membentuk protein, lemak, dan berbagai senyawa
organik lain, morfogenesis (pertumbuhan akar dan tunas), pertumbuhan dan
pembentukan embrio, pembentukan embrio zigotik dan pertumbuhan vegetatif.
2)
Fosfor (P)
Diberikan dalam bentuk KH2PO4.Berfungsi
untuk metabolisme energi, sebagai stabilitor membran sel, pengaturan
metabolisme tanaman, pengaturan produksi pati/amilum, pembentukan karbohidrat,
sangat penting dalam transfer energi, protein, dan sintesis asam amino serta
konstribusi terhadap struktur dan asam nukleat.
3)
Kalium (K)
Diberikan dalam bentuk
CaCl2.2H2O.Berfungsi untuk pemanjangan sel tanaman, memperkuat tubuh tanaman,
memperlancar metabolisme dan penyerapan makanan, ion kalsium ditransfer secara
cepat menyebrangi membran sel dan mengatur pH dan tekanan osmotik di antara se
4)
Kalsium (Ca)
Diberikan dalam bentuk
CaCl2.2H2O.Berfungsi untuk merangsang bulu-bulu akar, penggandaan atau
perbanyakan sel dan akar, pembentukan tabung polen, dinding dan membran sel
lebih kuat, tahan terhadap serangan patogen, mengeraskan batang, memproduksi
cadangan makanan.
5)
Sulfur (S)
Unsur S merupakan unsur yang penting
untuk pembentukan beberapa jenis protein, seperti asam amino dan vitamin B1.
Unsur S juga berperan penting dalam pembentukan bitil-bintil akar.
6)
Magnesium (Mg)
Diberikan dalam bentuk MgSO4.7H2O.Berfungsi
untuk meningkatkan kandungan fosfat, pembentukan protein.
7)
Besi (Fe)
Diberikan dalam bentuk
Fe2(SO4)3;FeSO4.7H2O.Berfungsi sebagai penyangga (chelatin agent) yang sangat
penting untuk menyangga kestabilan pH media selama digunakan untuk menumbuhkan
jaringan tanaman.Pada tanaman, Fe berfungsi untuk pernapasan dan pembentukan
hijau daun.
Ø Unsur
Mikro
Adalah
hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara mikro ini merupakan
komponen sel tanaman yang penting dalam proses metabolisme dan proses fisioligi
lainnya (Gunawan, 1992). Unsur hara mikro tersebut diantaranya adalah :
a.
Klor (Cl), diberikan dalam bentu KI.
b.
Mangan (Mn), diberikan dalam bentuk
MnSO4.4H2O.
c.
Tembaga (Cu), diberikan dalam bentuk
CuSO4.5H2O.
d.
Kobal (CO), diberikan dalam bentuk
CoCl2.6H2O.
e.
Molibdenun (Mo), diberikan dalam
bentuk NaMoO4.2H2O.
f.
Seng (Zn), diberikan dalam bentuk ZnSO4.4H2O.
g.
Boron (B), diberikan dalam bentuk
H3BO3.
Ø Vitamin
Pada
beberapa media kultur juga sering ditambahkan vitamin-vitamin seperti biotin,
asam folat, asam askorbat, asam panthotenat, vitamin E (tokoperol), riboflavin,
dan asam p-aminobenzoik. Meskipun vitamin-vitamin tersebut bukan merupakan
faktor pembatas pertumbuhan, tetapi sering memberikan keberhasilan dalam kultur
sel dan jaringan tanaman. Biasanya penambahan vitamin-vitamin tersebut ke dalam
media dilakukan apabila konsentrasi thiamin dianggap dibawah taraf yang
diinginkan atau apabila jumlah populasi sel-sel yang tumbuh masih rendah.
Ø Zat-Zat
Organik
1.
Karbohidrat (gula) : sbg sumber energi
utk induksi kalus dan pertumbuhan kalus.
2.
Myo-inositol : membantu diferensiasi
dan pertumbuhan jaringan
3.
Vitamin : mempercepat p’tumbuhan &
diferensiasi kalus. Yg sering dipakai : Thiamin-HCl, Nicotinic acid, Biotin,
Pyridoxin-HCl, Folic-acid, Adenin, Riboflavin.
4.
Thiamin : mempercepat pembelahan sel
pada meristem akar
5.
Ascorbic acid : mencegah browning
(pencoklatan pd permukaan irisan jaringan krn reaksi oksidasi senyawa
polyphenol menjadi quinon yg berwarna coklat)
6.
Asam amino : merupakan sumber N
organik yg lebih cepat dapat diserap drpd N anorg di dalam medium yang sama
7.
Yang sering dipakai : L-arginin,
L-aspartic acid, L-cystein, L-glutamine, L-asparagin, L-methionin, L-tyrosin,
Glycine
8.
Zat Pengatur Tumbuh : ZPT sangat
diperlukan sbg komponen medium. Tanpa ZPT pertumbuhan eksplan sangat lambat
atau sama sekali tidak tumbuh
9.
Dua golongan ZPT yang sangat penting
dalam kultur in vitro adalah : Auksin dan Sitokinin
Ø Zat
Pengatur Tumbuh
1.
Auksin yang sering digunakan adalah : 2,4-D,
IAA, NAA, dan IBA
2.
2,4-D paling efektif utk menginduksi
pembelahan sel dan pembentukan kalus
3.
NAA dan 2,4-D lebih stabil
dibandingkan IAA, yaitu tidak mudah terurai oleh enzim-enzim yg dikeluarkan
oleh sel atau karena pemanasan pada saat proses sterilisasi
4.
IAA : mudah rusak oleh cahaya dan
oksidasi ensimatik
5.
Sitokinin : berperan dlm pengaturan
pembelahan sel dan morfogenesis
Sitokinin yang banyak dipakai adalah :
Kinetin dan Benzylaminopurin (BAP)
6.
Kinetin dan auksin memberikan pengaruh
interaksi terhadap diferensiasi jaringan.
7.
Giberellin : berperan dalam pembesaran
dan pembelahan sel, juga pada pembentukan akar. Penggunaan giberellin dpt
meningkatkan jumlah auksin endogen. Giberellin dalam bentuk larutan mudah rusak
dan kehilangan sifatnya sebagai zpt pada perlakuan temperatur tinggi
Ø Larutan
Stok
Garam-garam
anorganik dan zat organik dapat dibuat dalam bentuk larutan stok yang kemudian
disimpan di almari es.
Larutan
stok adalah larutan dalam bentuk pekat (biasanya 100x konsentrasi). Larutan
stok makro dibuat dalam kelompok-kelom-pok yang terdiri dari beberapa senyawa
kimia, yang pada waktu penyampuran tidak menyebabkan adanya endapan.
Larutan
stok lain adalah untuk : unsur hara mikro, hormon, vitamin, iron (besi), zat
pengatur tumbuh. Pembuatan larutan stok ini untuk menghindari kesalahan
penimbangan karena kebutuhan berat yang sangat kecil.
Yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan stok :
1.
Larutan stok yang terlalu pekat akan
mengalami pengendapan pada waktu disimpan, sehinga perlu dilakukan pemanasan
dulu sebelum dipakai.
2.
Larutan stok yang terkontaminasi
mikroorganisme tidak dapat digunakan lagi.
Ø Substansi
Organik Kompleks
Ekstrak
substansi organik yang banyak ditambahkan pada media kultur in vitro adalah :
o
Ekstrak yeast
o
Ekstrak malt
o
Air kelapa muda
o
Endosperm jagung
o
Juice orange
o
Juice tomat
o
Ekstrak kalpri
o
Ekstrak pisang
Penggunaan
substansi organik ini jangan terlalu tinggi karena dapat merugikan pertumbuhan
sel. Harus dilakukan pengujian pendahuluan. Substansi organik komplek ini
mempunyai kelemahan yaitu tidak konsisten kadarnya dan tidak diketahui pasti
komposisinya.
Ø pH
Media
pH
tertentu diperlukan untuk pertumbuhan jaringan tanaman agar tidak mengganggu
fungsi membran sel dan pH sitoplasma. pH medium kultur jaringan biasanya
berkisar antara 4,8 – 5,6, dan perlu dipertahankan tidak berubah selama medium
digunakan. Pengaturan pH bisa dilakukan menggunakan : NaOH atau KOH atau HCl
pada waktu semua komponen sudah dicampur. Penggunaan Fe, KH2PO4
atau K2HPO4 dapat mempertahankan pH mediun stabil.
Ø Bahan
Pemadat
Bahan
pemadat yang sering digunakan adalah agar-agar 7 – 10 gr/liter. Bahan pemadat
lain (jarang digunakan) adalah gelrite yang lebih bening dibandingkan
agar-agar. Penggunaannya lebih sedikit yaitu 2 gr/liter
Kelemahan
penggunaan bahan pemadat :
1.
Hanya sebagian eksplant yang kontak dengan
medium
2.
Terjadi gradient nutrisi yang tidak
sama
3.
Mobilitas zat hara menjadi kurang baik
dan sering terjadi akumulasi zat-zat toksik yang dikeluarkan oleh eksplant
Media Kultur jaringan
A.
Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat
dibedakan dari ada atau tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti
agar-agar atau gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:
1.
Media Padat
Media padat adalah
media yang dipadatkan dengan menambahkan agar-agar sehingga eksplan tidak mudah
berpindah tempat. Media padat memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
media padat yaitu perkembangan eksplan mudah diamati terutama yang berukuran
kecil, tidak semua bagian eksplan terbenam dalam media sehingga memungkinkan
sirkulasi udara eksplan dan jika terjadi kontaminasi, eksplan yang tidak
terkontaminasi dapat diselamatkan.
Kekurangan media
padat yaitu hanya bagian permukaan eksplan yang mengalami aerasi dengan baik,
hubungan antara media dan eksplan terbatas yaitu hanya pada bagian yang
tersentuh media, sehingga perkembangannya tidak seimbang.
2. Media
Semi Cair
Media semi cair
adalah media cair yang ditambahkan bahan pemadat berupa agar jumlahnya setengah
atau sepertiga dari jumlah bahan agar untuk media padat. Ada juga media semi
cair tanpa menggunakan agar melainkan bahan lain berupa filter polyethylene
atau kain yang mudah menyerap air, sehingga dapat mengantarkan zat hara dari
media ke eksplan. Media ini jarang digunakan karena sulit dalam pengaturan
letak eksplan dan mengamati perkembangannya.
3. Media
cair
Media cair adalah
media yang tidak menggunakan agar-agar. Penggunaan media ini dibantu dengan menggunakan
alat agitasi yang dinamakan shaker. Media ini digunakan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan pada media padat. Agitasi bertujuan untuk menciptakan
pertukaran gas dan supaya eksplan tidak tenggelam. Agitasi memungkinkan seluruh
permukaan eksplan menerima suplai zat hara dari media semaksimal mungkin.
B.
Berdasarkan Komposisi/Susunannya
Berdasarkan komposisi media dibagi
atas:
1.
Media alami/non sintetis merupakan
media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana komposisinya yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya
seperti, kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato
juice agar.
2.
Media semi sintesis merupakan media
yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan- bahan sintesis. Contohnya: Kaldu
nutrisi disusun dari: Pepton 10,0 g, Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g dan
Aquades 1000 ml.
3.
Media sintesis, yaitu media yang
disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti.
Contohnya: Mac Conkey Agar.
Menurut
George dan Sherington (1984) ada media dasar yang pada umumnya diberi nama
sesuai dengan nama penemunya, antara lain:
1.
Medium dasar Murashige dan Skoog (MS),
digunakan hamper pada semua macam tanaman terutama herbaceous. Media ini
memiliki konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk
NO3- dan NH4+.
2. Medium dasar B5 atau Gamborg,
digunakan untuk kultur suspense sel kedelai, alfafa dan legume lain.
3. Medium dasar white, digunakan untuk
kultur akar. Medium ini merupakan medium dasar dengan konsentrasi garam-garam
mineral yang rendah.
4.
Medium Vacint Went (VW), digunakan
khusus untuk medium anggrek.
5.
Medium dasar Nitsch dan Nitsch,
digunakn untuk kultur tepung sari (Pollen) dan kultur sel.
6.
Medium dasar schenk dan Hildebrandt,
digunakan untuk tanaman yang berkayu.
7. Medium dasar Woody Plant Medium (WMP),
digunakan untuk tanamn yang berkayu.
8. Medium dasar N6, digunakan untuk
tanaman serealia terutama padi, dan lain-lain.
Sumber:
http://infotani.net/teknik-kultur-jaringan-tanaman-bag-1/
http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.html
Komentar
Posting Komentar