Apa itu “Padi Lebak”?
Assalamualaikum sahabat,
kali ini saya akan membahas tentang “Padi Lebak”, apa sih padi lebak itu?,
penjelasannya dibawah ini, selamat membaca.
Lahan
rawa semakin penting peranannya dalam upaya mempertahankan swasembada beras dan
mencapai swasembada bahan pangan lainnya, mengingat semakin berkurangnya lahan
subur untuk area pertanian di Pulau Jawa akibat alih fungsi lahan ke perumahan
dan keperluan non pertanian lainnya. Potensi lahan rawa lebak di Indonesia
mencapai 14 juta hektar, terdiri dari rawa lebak dangkal seluas 4.166.000 ha, lebak
tengahan seluas 6.076.000 ha, dan lebak dalam seluas 3.039.000 ha (Adhi, et
al., dalam Rafieq, 2004).
Kata
lebak diambil dari kosakata Bahasa Jawa yang berarti lembah atau tanah rendah
(Poerwadarminto, 1976). Rawa lebak adalah wilayah daratan yang mempunyai genangan
hampir sepanjang tahun, minimal selama tiga bulan dengan tinggi genangan minimal
50 cm. Rawa lebak yang dimanfaatkan atau dibudidayakan untuk pengembangan
pertanian, termasuk perikanan dan peternakan disebut lahan rawa lebak. Rawa
lebak yang sepanjang tahun tergenang atau dibiarkan alamiah disebut rawa monoton,
sedangkan jika kedudukannya menjorok masuk jauh dari muara laut/sungai besar
disebut rawa pedalaman.
Pertanian
padi sawah lebak merupakan salah satu jenis pertanian yang dilakukan di tanah
rawa pasang surut. Penanaman hanya bisa
dilakukan sekali dalam setahun pada saat air surut setelah tergenang air selama
musim penghujan.
Padi Lebak. yaitu suatu cara
bercocok tanam padi yang diselenggarakan di tanah-tanah yang rendah letaknya,
yang pada musim penghujan tergenang air, sedang pada musim kemarau menjadi
kering. Padi
lebak adalah padi sawah yang arealnya rendah dari permukaan air sungai dan terletak di kanan dan kiri sungai yang
tergenang secara periodik sekurang-kurangnya tiga sampai enam bulan secara
kumulatif dalam setahun, dan dapat kering atau lembab tiga bulan secara kumulatif
dalam setahun.
Varietas
padi lebak :
§ Varietas
Lokal : padi siam, padi karat kaleng, padi panajang, padi pendek, dsb
§ Varietas
Genjah ( 5 – 5 ½ bulan) dan peka terhadap lamanya penyinaran : VUB (Varietas
Unggul Baru)
Pengelolaan Air
Di lahan rawa lebak
pengelolaan air sangat penting, terutama untuk menghindari fluktuasi genangan
air yang tinggi dan yang datang sewaktuwaktu bila ada hujan. Usaha yang sudah dilakukan
oleh pemerintah ialah dengan membangun polder. Dalam pengelolaan air di tingkat
skala mikro atau tingkat petani perlu dilakukan antara lain :
1. Membuat
galangan untuk mencegah masuknya air yang tinggi ke dalam petakan pada musim
penghujan atau untuk menahan air di dalam petakan di musim kemarau.
2. Membuat tabat (dam overflow) pada saluran
tersier atau kuarter saat menjelang kemarau untuk menahan air agar tidak habis
terkuras dan aras (level) muka air tanah dapat dipertahankan < 60 cm khususnya
pada musim kemarau.
3. Membuat
saluran atau kemalir di sekeliling petakan serta kemalir pada musim hujan.
Kemalir dibuat dengan interval jarak 6-8 m dengan kedalaman saluran 20 cm dan
lebar 30 cm di dalam petakan untuk drainase air sehingga tanaman padi tidak
mati terendam.
4. Saluran
ini perlu terutama untuk menghindari serangan keong mas yang cukup dominan di
lahan rawa lebak, ataupun pencucian racun besi bila ada.
5. Meratakan
permukaan tanah sangat penting supaya air tergenang merata di dalam petakan.
Kalau hal tersebut tidak dilakukan maka heteroginitas kesuburan tanah di dalam
satu hamparan tanah sangat tinggi dan akibatnya pertumbuhan tanaman padi tidak
merata.
1. Syarat
Tumbuh
Pertumbuhan
tanaman padi di tanah lebak dapat berlangsung baik, asalkan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
ü Di
musim kemarau, air tanah lebak (rawa) mengalir perlahan-lahan dan tidak dapat
kering
ü Diakhir
musim kemarau, pada saat lebak kering selama 1-2 bulan, padi diusahakan
mendekati tua, sebab pada saat itu sangat baik untuk proses kematangan buah
padi
ü Panen,
panen harus selasai pada saat air menggenangi tanah lebak di awal musim hujan
Syarat-syarat
varietas padi yang di tanam di tanah lebak adalah:
1.
Varietas berumur pendek (genjah) yaitu
5-5 ½ bulan karena sangat dipengaruhi oleh kondisi air, walaupun umur padi itu
genjah tapi karena proses metabolism yang lambat maka panen padi lebak akan
memakan waktu yang sangat lama
2.
Varietas yang peka terhadap lama
penyinaran
3.
Varietas padi unggul baru maupun
varietas local
2. Persiapan
Tanam
Dalam
persemaian padi lebak, hal-hal yang perlu dilaksanakan yaitu lahan (media
pertanaman) harus diperhatikan waktu yang tepat yakni dengan cara melakukan
pengolahan tanah pada awal musim kemarau (sekitar bulan maret/april). Karena
tanah lebak bertekstur lumpur, maka pengolahan tanahnya berbeda dengan
pengolahan tanah padi sawah. Pada tanah lebak pengolahan tanah tersebut cukup
dengan cara membersihkan tumbuhan liar saja.
3. Persemaian
Dalam
persemaian padi lebak dapat dilakukan dengan dua cara persemaian yaitu:
1.
Persemaian terapung
Yakni persemaian yang dilakukan diatas
permukaan air dengan bantuan rakit, karena pada saat tinggi air pada tanah
lebak masih diatas 40 cm. persemaian tersebut dapat dilanjutkan dengan
persemaian lanjutan pada tanah lebak yang dangkal airnya. Persemaian denga cara
ini dapat dilakukan dua atau tiga kali
Cara pelaksanaan:
o
Mula-mula di buat persemaian berukuran
3x1 meter dengan menggunakan benih sebanyak 1 kg, yang dilakukan diatas rakit
khusus untuk persemaian.
o
Benih yang sebelumnya sudah
dikecambahkan di tangkarkan di persemaian dengan jarak 8x10 cm, masing-masing
2-3 sendok makan, kemudian ditutup daun pisang selama satu minggu.
o
Selama bibit berumur satu minggu, maka
daun penutup tadi harus dibuang dan semai dibiarkan tumbuh tanpa pelindung.
o
Bibit segara ditanam, apabila tinggi air
ditanah lebak sudah menurun menjadi 30-40 cm dan bibit telah berumur tiga
minggu.
o
Apabila tinggi air di tanah lebak masih
diatas 40 cm, maka bibit masih bisa dipertahankan. Akan tetapi bibit tadi harus
di pindahkan pada tanah yang dangkal airnya (20-30 cm).
o
Luas persemaian kedua ialah 5 atau 6
kali luas persemaian sebelumnya dengan tujuan untuk penjarangan
o
Cara penyemaian kedua dapat dilakukan
sebagai berikut: mula-mula ujung bibit dipotong, sehingga tinggi bibit menjadi
20-30 cm dan tiap rumpun ditanam 2-3 bibit kedalam penanaman (semai) 5 cm jarak
tanam 15x15 cm.
o
Persemaian ketiga dapat dilakukan bila
bibit telah berumur 20-30 hari. Di persemain kedua tidak dapat ditanam di tanah
lebak, akibat tinggi air ditanah lebak belum mencapai 30-40 cm. Caranya adalah
menyiapkan tanah yang airnya dangkal seluas 5 atau 6 kali persemaian yang
kedua, yakni menunggu turunnya air di tanah lebak hingga mencapai 30-40 cm.
2.
Persemaian darat
Persemaian darat yaitu persemaian yang
dilakukan diatas pematang (tepi sungai pekarangan atau pun di tanah rendah)
·
Waktu penyemaian dilakukan pada bulan
pebruari
·
Keperluan benih untuk persemaian di
darat adalah sebanyak 30-40 kg/ha. Dalam persemaian darat benih yang dibutuhkan
lebih banyak dari persemaian terapung yang hanya diperukan 25-30 kg/ha, karena
pada persemaian terapung kemungkinan rusaknya bibit pada waktu pencabutan
sangat kecil dibandingkan dengan persemaian darat.
Cara
persemaian:
a.
Menyiapkan tanah pekarangan, pematang
pinggiran sungai atau pada bagian tanah yang rendah, untuk dibersihkan dari
rerumputan
b.
Sebelum benih disemai, harus di rendam
terlebih dahulu selama 2 malam, hal ini di maksudkan untuk perkecambahan.
c.
Membuat lubang sedalam 2-3 cm dengan
jarak 8-10 cm, pembuatan lubang ini dapat dilakukan dengan tugal
d.
Setiap lubang dimasuki benih sebanyak
2-3 sendok makan
e.
Untuk mencegah kerusakan akibat serangan
hama, hujan deras ataupun kekeringan, maka setelah benih dimasukkan kedalam
lubang, kemudian lubang di tutup kembali dengan menggunakan tanah atau pun
daun-daun kering.
f.
Untuk persemaian tahap berikutnya (persemaian
kedua dan persemaian ketiga) seperti yang dilakukan pada persemaian terapung.
4. Bertanam
padi lebak
Penanaman
padi dilahan sawah lebak dapat dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan
kondisi genangan air yang ada. Penanaman terlebih dahulu dilakukan pada kondisi
lahan yang genangan airnya sudah mulai berkurang, saat pemindahan bibit
diusahakan bibit dalam kondisi masih segar untuk mengurangi terjadi stress pada
tanaman. Bibit padi yang siap tanam bila bibit telah mencapai ketinggian 20-25
cm. Dengan ketinggian 20-25 cm dimaksudkan penanaman dilakukan pada waktu awal
musim kemarau, atau telah berumur 20-30 hari di persemaian, jarak tanam yang
digunakan dalam budidaya tanaman padi di lahan lebak 20x25 cm.
Agar
tanaman bisa tumbuh seperti yang di inginkan, maka dalam penanaman perlu di
perhatikan hal-hal seperti berikut:
1.
Umur bibit
Pada saat umur bibit sudah mencapai
50-90 hari dan tinggi air ditanah lebak antara 30-40 cm dengan ketinggian ini
dimaksudkan penanaman dilakukan pada musim hujan, maka bibit dapat segera di
tanam, yaitu sekitar bulan juni.
2.
Cara memindahkan dan menanam bibit
Pada saat melakukan pencabutan bibit
diusahakan agar supaya akar tidak banyak yang terputus, kemudian ujung daun
bibit dipotong agar tidak banyak terjadi penguapan. Dengan demikian panjang
bibit menjadi sekitar 60 cm
3.
Cara menanam
Penanaman dilakukan dengan melubangi
tempat-tempat yang akan di tanami dengan alat tugal, jarak tanamannya diatur
30x40 cm, dan setiap lubang ditanam 2-3 bibit. Penanaman padi lebak sangat
dipengaruhi oleh musim sehingga penanamannya berbeda dari penanaman padi sawah
karena berhubungan dengan pengairannya.
4.
Pemeliharaan
Pemeliharaan padi di lahan sawah lebak
meliputi:
·
Pembersihan dari gulma/tanaman liar
(penyiangan I dan II)
·
Pemeliharaan dari serangan hama seperti
tikus, pengerek batang padi dan belalang
·
Pembersihan disekitar pematang dilakukan
untuk mencegah serangan dari hama tikus dan dimaksudkan tikus tidak bersarang
di pematang
·
Pemupukan tidak dilakukan pada padi
lebak karena sulit untuk menentukan dosis yang dibutuhkan, dan kebutuhan untuk
P sudah tersedia di alam.
Dalam
pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah penyiangan, pengendalian hama dan
penyakit. Penyiangan dapat dilakukan hingga 3 kali, yang disinangi adalah rumput-rumputan
serta tumbuhan air lainnya. Penyiangan dilakukan setiap sebulan sekali.
Penyiangan pertama dimulai pada saat tanaman berumur 30 hati setelah tanam. Dasar
dasar pengendalian hama dan penyakit pada padi lebak hampir sama dengan
pengendalian padi sawaah beririgasi. Karena pengairan sukar diatur pengendalian
secara kultur teknik sebagai salah satu komponen pengendalian hama terpadu
(PHT) sukar dilakukan. Hama penyakit utama yang yang dijumpai pada umumnya
tikus, ulat grayak, wereng cokelat, hama putih palsu, penggerek batang, keong
mas, orong orong, sedang penyakit utama adalah blas dan bakanae.
5.
Panen
Pemungutan hasil padi lebak pada umumnya
dilakukan sampai tiga kali, sebab masaknya buah padi tersebut tidak serentak.
Disamping itu juga untuk mengurangi hilangnya gabah akibat rontok selama
pemungutan panen pertama merupakan panen yang terbesar, panen ini biasanya
dilakukan pada bulan September dan Oktober. Sedangkan panen berikutnya
merupakan panenan kecil. Pada saat padi dipanen , air diusahakan dalam keadaan
macak – macak. Sedangkan untuk menentukan umur panen padi di lahan sawah lebak
ada beberapa cara antara lain sebagai berikut:
§ Berdasarkan
umur tanam. Panen dilaksanakan berdasarkan umur tanaman sesuai dengan deskripsi
varietas, sekitar 105 - 125 hari setelah tanam
§ Berdasarkan
kenampakan. Cara ini dilakukan dengan melihat warna bulir padi yang sudah
menguning dan daun bendera yang masih hijau atau mulai menguning
§ Berdasarkan
ketersedian tenaga kerja Lahan sawah lebak sering terjadi kebanjiran saat padi
akan dipanen. Di daerah ini biasanya sulit mencari tenaga kerja, sehingga penen
dilakukan bila tenaga panen telah tersedia, walaupun padi belum matang optimal
6.
Pasca Panen
Perlakuan pasca panen terhadap hasil kegiatan
panen padi sawah lebak meliputi :
v Pembangunan
pondok untuk hasil panen
v Pengeringan hasil panen
v Penyimpanan
hasil panen
v Transportasi
hasil panen
Terimakasih sudah
membaca, tunggu postingan selanjutnya ya, wassallamualaikum.
#aettrilogi16
Komentar
Posting Komentar