BMKG Stasiun Klimatologi Bogor
Assalamu’alaikum
sahabat,
5
November 2018 kami mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Trilogi angkatan 2016
berkunjung ke BMKG Stasiun Klimatologi Bogor di Jalan Alternatif IPB Situgede,
Bogor. Disana kami belajar macam-macam alat pengukuran curah hujan, cara pemakaiannya,
perhitungan curah hujan dan masih banyak lagi. Yang masih penasaran yukk baca
selengkapnya....
Sejarah
BMKG Stasiun Klimatologi Bogor
UPT
(Unit Pelayanan Tes), terdapat 5 Balai, Stasiun Klimatologi Bogor termasuk
Balai ke-2. Di atas Balai ada Kedeputian dan Stasiun Klimatologi Bogor termasuk
deputi ke-2 di pusat. Produk yang dikeluarkan berupa prakiraan bulanan,
prakiraan musim hujan dan kemarau, perkiraan harian, HTH (Hari Tanpa Hujan)
penentu awal musim hujan dan awal musim kemarau, peneriman data 10 harian punya
kriteria jika dalam sepuluh hari curah hujan kurang dari 50 mm dan diikuti 10
hari dua periode berikutnya maka dapat diprediksikan bahwa masuk musim kemarau
dan sebaliknya. Setelah data didapat lalu data disebarkan melalui whatsapp atau
email ke Dinas Pertanian, PUPR, serta Instansi yang menggunakan data tersebut.
Cangkupan
Wilayah BMKG Stasiun Klimatologi Bogor
Seluruh
wilayah Jawa Barat, dari data iklim, data hujan di seluruh Jawa Barat terkumpul
di Stasiun Klimatologi Bogor. Terdapat 256 pos hujan di Jawa Barat, rata-rata
setiap Kabupaten terdapat 30 titik, datanya setiap 10 hari ada yang bulanan akan
dikirim ke Stasiun Klimatologi Bogor, pos iklim ada sangkar, parometer, kelembaban,
curah hujan, kecepatan angin terdapat di 14 titik, pos hujan otomatis AWS ada
21 titik, AAWS ada 9 titik untuk seluruh wilayah Jawa Barat.
Alat-Alat
Pengukuran
1.
Lysimeter
Lysimeter
berfungsi sebagai alat pengukur jumlah evapotranspirasi sebidang tanah bervegetasi
secara langsung. Perhitungannya Air siraman + curah hujan – air yang diserap,
contoh 10 liter + 10 mm = 20 liter sedot mendapat 15 liter, evapotranspitrasi
20 – 15 = 5 liter
Satuan:
Liter
Jam
pengamatan: 07.00 WIB
2.
Penakar Hujan Observatorium (manual)
Berfungsi
sebagai alat pengukur jumlah curah hujan selama 24 jam. Pengukuran di takar dalam
gelas ukur. Setiap pos wajib mengirimkan data pada tanggal 10, 20 dan akhir
bulan sementara PUPR setiap 2 minggu sekali. Jika tidak ada hujan data yang
ditulis (-).
Satuan:
mm
Jam
Pengamatan: setiap jam 07.00 pagi WIB
3.
Automatic Rain Water Sampler (ARWS)
Berfungsi
sebagai alat untuk pengambilan sampel air hujan yang akar diukur konsentrasi
kimia air hujan. Setiap 2 hari sekali diambil 2 botol, di bawa ke lab diukur
kandungan airnya lalu dikirim ke pusat. Di atas wadahnya tertutup agar air
tidak menguap dan tercemar.
Pengamatan:
6 hari sekali
4.
HV Sampler (Hight Volume Sampler)
(manual)
Berfungsi
sebagai alat untuk mengetahui tingkat konsentrasi polutan si udara. Kertas filter
berwarna putih dipasang dari jam 7 pagi sampai jam 7 pagi esok hari. Partikel udara
akan tersaring di kertas, warna ditentukan kondisi udara lalu dikirimkan ke
pusat. Sebelumnya dihitung berat awal dan berat akhirnya.
Satuan:
Mikrogram/m3
Pengamatan:
6 hari sekali
5.
Penakar Hujan Hellman (semi otomatis)
Berfungsi
sebagai alat pencatat jumlah dan intensitas curah hujan. Didalamya terdapat kertas
yang diganti setiap jam 7 pagi, jarum yang terdapat didalam ditentukan oleh
pelampung, jika ada air masuk pelangpung akan naik dan jarum/pena akan naik. Nilai
maksimum 10 ml, setelah 10 ml air akan terbuang dan pena akan turun kembali. Kelebihan
alat ini adalah terdapat rekort waktunya kita bisa menentukan kapan mulai hujan
dan kapan hujan berhenti. Kelemahan terdapat pada human eror. Data direkap dan
dilaporkan setiap bulan, didalam alat ini terdapat jam.
Satuan:
mm
Jam
pengamatan: 07.00 WIB
6.
Sangkar Meteorologi (Phsycrometer)
Merupakan
tempat untuk meletakkan alat thermometer bola basah dan bola kering, thermometer
minimum dan maksimum dan piche evaporimeter. Digunakan untuk mengukur suhu, bola
basah dan bola kering diukur setiap jam selama 24 jam, thermometer minimum di
ukur setiap jam 7 pagi dan maksimum diukur jam 7 sore.
Dibuat
tertutup/sangkar adalah untuk melindungi alat dari angin dan cahaya matahari
langsung, karena yang di ukur adalah suhu udara. Warna putih atau silver
berhubungan dengan cahaya matahari, karena jika warna hitam akan lebih cepat
menyerap panas.
Jam
Pengamatan: setiap jam selama 24 jam
7.
Open Pan Evaporimeter (Panci Penguapan)
Berfungsi
sebagai alat pengukur besarnya penguapan. Diukur suhunya dilihat warna silver, ni;lai
maksimum sebelah kanan dan nilai minimum sebelah kiri dilihat pada jarum warna
biru. Untuk mengukur ketinggian air (3 kali sehari) maka ujung kail akan berada
di atas permukaan air, nilai penguapan diukur dari selisihnya, jika ada hujan
diukur curah hujannya terlebih dahulu.
Satuan:
mm
Jam
Pengamatan: 07.30 – 13.30 – 17.30 WIB
8.
Thermometer Tanah
Berfungsi
sebagai alat pengukur suhu tanah pada permukaan tanah gundul dan berumput
(kedalaman: 0, 2, 5, 10, 20, 50, 100 cm).
Satuan:
oC
Jam
Pengamatan: 07.30 – 13.30 – 17.30 WIB
9.
Cup Counter Anemometer
Berfungsi
sebagai alat pengukur kecepatan angin rata-rata (ketinggian: 0.5, 2, 4, 7, 10
meter). Saat angin berhembus, cup baling-baling akan berputar, kecepatan angin
akan terhitung dan dapat dilihat pada
counternya.
Jam
Pengamatan: 07.30 – 13.30 – 17.30 WIB dan 14.00 – 17.30 – 18.00 WIB
10.
ASRS (Automatic Sun Radiantion System)
Mengukur
radiasi matahari. Mengikuti arah matahari
11.
Actinograph
Berfungsi
sebagai alat pencatat radiasi matahari
Satuan:
cal/cm2/menit
Jam
Pengamatan: 18.00 WIB
12.
Campbell Stokes
erfungsi
sebagai alat pencatat lama penyinaran matahari. Pada Campbell Stokes terdapat
sebuah kertas pias yang akan terbakar jika cahaya matahari menyinari bola kaca
diatasnya. Kertas pias terdiri dari 3 yaitu: lengkung panjang, lengkung pendek
dan lurus.
Jam
Pengamatan: 07.00 – 18.00 WIB
13.
Automatic Agroclimate and Weather
Station (AAWS)
Berfungsi
sebagai alat untuk mengamati unsur-unsur cuaca dan iklim secara otomatis untuk
pemanfaatannya diarahkan sektor pertanian, unsur yang diamati antara lain:
curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembaban udara, radiasi
matahari, kadar air tanah, evaporasi dan suhu tanah.
AAWS
untuk klimatologi, dan AWS untuk meteo dan klimatologi, sensor yang diluar
bawah tiang hanya hujan, tanpa panci dan sensor rumput dan tanah.
Gambar diatas adalah Lightning Detector
Dan gambar diatas adalah data-data hasil pengukuran di lapangan yang akan dikirim ke pusat dan dapat dipertukarkan ke negara-negara lain
Gimana???
Sudah tahu kan alat-alat apa saya yang digunakan untuk mengukur curah hujan,
banyak fakta-fakta menarik yang mungkin baru kalian ketahui, sekian cerita
kunjungan BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, next tungguin kegiatan kami
selanjutnya...
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarakatuh
Thanks kakak, ngebantu bangett nih buat tugas kuliah aku. Izin copas ya kak..
BalasHapusMakasih kakak, bisa jadi referensi aku buat tugas kuliah. Izin copas ya kak..
BalasHapusTulisannya membuat inspirasi:)
BalasHapusSangat membantu untuk referensi tugas...������
BalasHapusNice, dapat menambah wawasanđź‘Ť
BalasHapusOh ini nama alat pengukur curah hujan...
BalasHapusbaru tau ane....
Walaah, ternyata sebanyak ini alat-alatnyaa
BalasHapusTerimakasih atas informasinya, dengan adanya tulisan ini saya jadi mengetahui alat-alat serta fungsinya yang berhubungan dengan BMKG. Sangat bermanfaat.
BalasHapus